Kamis, 06 Agustus 2009

SENI BERKOMUNIKASI Bagian #10

‘Mata adalah Jendela Hati’, bacalah untuk lebih menjadi mengerti…


Dalam berkomunikasi ada beberapa teknik. Membaca pergerakan mata (Eye Accessing Cue/EAC) adalah salah satunya.

Difinisi Eye Accessing Cue adalah pola proses internal dalam berfikir, mengetahui bagaimana pola seseorang berfikir, sistem representasi mana yang dipakai atau diakses oleh seseorang pada saat tertentu. Dalam hal ini yang menjadi acuan adalah pergerakan bola mata, bagaimana bila mata terpejam? Anda masih dapat membacanya dari gerakan yang terjadi pada kelopak matanya.

Contoh:

Seseorang datang kepada Anda untuk meminta tolong:

D = Pak, perasaan saya takut sekali... (kemudian mata dia melirik ke kanan atas)

Hal yang kontra: Perasaan = Kinetik dan Mata melirik KANAN ATAS adalah Visual yang artinya apa yang dia katakan dengan kesadaran berfikirnya tidak sama...

Cobalah perdalam lagi dengan bertanya... Seperti apa yang anda takutkan itu? Pertanyaan ini akan memperjelas.. apakah visual atau kinetik... bila visual mungkin dia akan menjawab.. MENYERAMKAN… atau TAKUT DIPUKUL…?


Perbedaan penermiaan akan berakibat beda hasil. Bila yang Anda terima adalah pengertian akan visual ‘Pandangan’ sementara sahabat yang kita ajak berkomunikasi mengunakan pendekatan ‘Rasa’, ujungnya adalah “JAKA SEMBUNG”…


Untuk memastikan sahabat yang kita ajak berkomunikasi itu dalam satu suasana, kita patut mengkalibrasi kecocokan itu, dan menjadikan suasana lebih kondusif dan nyaman.


Ada yang mempergunakannya EAC untuk memeriksa, apakah informasi yang didapatkan adalah informasi fakta, masih dalam rekaan (proses pengerjaan) atau karangan belaka.


Kunci disini adalah mengkalibrasi = mencocokan = memeriksa, bahwa pemahaman itu menjadi sama. 75% pendekatan ini diyakini benar.


Mengapa mengkalibrasi ini perlu? Iya, karena ada beberapa orang yang kidal atau lingkungan dimana dia hidup selalu menggunakan arah kiri atau kanan sebagai kegiatan kesehariannya (pintu yang letaknya disebelah kiri tempat duduknya, mau tak mau dia akan sering menggunakan arah mata kiri).

Selasa, 14 Juli 2009

LEADERSHIP #8: 7 Tangga memperbaiki tingkat Kepemimpinan

7 Tangga memperbaiki tingkat Kepemimpinan hari ini

(by John C. Maxwell)


Setelah proses wawancara selesai, negosiasi gaji disetujui, hubungan kerja disepakati maka keluarlah surat keputusan ”ANDA jadi.... Menduduki posisi.... dengan tanggung jawab, wewenang dan hak ....”


Itu adalah awalnya. Namun masih banyak sekali, teman disekitar kita yang masih terjebak. Kalau tidak menyembutkan tittle belum bergerak, atau mengerakan roda organisasi hanya didasarkan secarik kertas yang bernama SURAT KEPUTUSAN atau Kebijakan. Ini adalah level 1, level terendah dalam Kepemimpinan. Dan banyak orang terjebak dalam kondisi ini, dan amat bangga dengan posisi yang diembannya, sehingga Dia lupa... bahwa masih ada 4 level lagi yang akan membahagiakan dan memudahkan hidupnya dalam membawa anggota organisasi mencapai hasil yang lebih fantastic dari pada saat ini.


Apakah Anda termasuk ”Hight Achiever atau Low Achiever?”


High Achiever:

  • Mereka sangat mempedulikan orang-orang disekitarnya, orang-orang dalam organisasi yang dipimpinnya.
  • Mereka sangat peduli atas hasil dan efektif dalam mengupayakan hasil
  • Selalu memperbaiki diri, mencari nasehat, bertumbuh menjadi bijaksana serta menjadi pendengar yang baik bagi masukan yang memperbaiki dirinya atau pun kritik yang menjadikannya lebih pantas memimpin
  • Selalu memandang hal dengan positif dan optimis bahwa bawahannya mampu menghasilkan sukses bagi organisasi

Low Achiever:

  • Selalu disibukan dengan hal-hal yang membuat dirinya AMAN. Keamanan adalah hal penting, resiko adalah hal yang tabu dan penyimpangan adalah penghianatan.
  • Teliti dalam menilai anak buah, sehingga lupa bahwa mereka sebenarnya berpotensi namun tidak ada peluang, sebab halangannya adalah sikap tidak percaya orang lain dapat bekerja lebih baik dari pada dirinya.
  • Enggan berkomunikasi, apalagi membicarakan hal-hal yang membuat Ancaman bagi stabilitas kemapanan.
  • Berpegang teguh pada kebijakan, aturan main dan benteng-benteng pengaman. Aturan adalah prioritas nomor wahid. Tidak ada yang namanya ide atau perbaikan, kecuali menelusuri jalan yang sama yaitu jalan bagi amannya diri pribadi.

Dua hal yang paling penting yang perlu disadari sebelum Anda menaiki tangga kepemimpinan, yaitu yang pertama cintailah mereka yang mengikuti Anda dengan bimbingan dan kasih dan yang kedua adalah berkomukasilah dengan mereka, jaga hubungan serapat mungkin, berikan harapan untuk bertumbuh, kuatkan langkahnya untuk maju dan tinggikan nilai dirinya sehingga semakin percaya diri dan bersinar.

Pada tapak #1, bahwa untuk mencapai tingkat kepemimpian yang lebih baik membutuhkan waktu. Waktu untuk belajar dan bertumbuh. Waktu untuk menjadikan diri lebih dewasa dan bijaksana. Dari Level Posisi menaik menjadi level Permission, semuanya membutuhkan waktu. Bukan cepat atau lambat, tetapi menjadi pemimpin yang sebenarnya.


Tapak #2, Semakin tinggi tingkat kepemimpinan Anda, semakin tinggi tingkat percaya Anda bagi pencapaian atas Hasil dan semakin tinggi pula Anda terikat untuk menjadikannya. Komitmen-lah yang menyemangati Anda untuk mencapai hal tersebut. Semakin tinggi Anda, maka semakin banyak hal yang harus Anda berikan kepada seluruh Anggota organisasi, dan Anda memerlukan Komitmen yang kuat, komitmen untuk menghantarkan Organisasi yang Anda pimpin menjadi Organisasi yang sukses.


Di tapak #3, Anda semakin matang dalam memimpin. Hubungan antar manusia, anggota dan kelompok kerja semakin erat dan sinergi. Maka semakin tinggi tingkat Kepemimpinan Anda maka semakin mudah Anda mempengaruhi Mereka.

Ini adalah kepastian. Bahkan Mereka yang dibawah Anda, mengharapkan Anda hadir untuk memberikan pengaruh bagi keputusan dan pencapaian yang lebih baik.


Pada Tapak #4, bila pengaruh Anda itu kuat dan semakin kuat maka semakin mudah Anda memimpin, semakin Anda komitmen maka semakin jelas keberhasilan Anda. Semakin banyak sukses yang diraih, semakin mengukuhkan kepemimpinan Anda.


Tapak #5, Tapak-tapak 1 sampai dengan 4 adalah tapak-tapak yang menghantarkan kesuksesan Anda. Tapak-tapak tadi adalah Pondasi. Diatas pondasi dibangun struktur untuk pilar kepemimpinan. Anda adalah pemimpin. Dan Anda tidak mungkin lepas dari bangunan yang Anda bangun yang menghantarkan Anda pada sukses hari ini. Seberapa kokoh Suskes dan Kepemimpinan Anda, ada dalam kekokohan bangunan yang Anda buat itu.


Tapak #6, dengan bertumbuhnya kepemimpan Anda, maka tingkat prioritas dan kepentingan pun meningkat. Dalam kepemimpinan yang dilihat adalah bagaimana Anda menggunakan pengaruh Anda dalam menyelesaikan dan memutuskan masalah. Semakin tinggi Anda, maka semakin berkualitas dan efektif. Pada saat inilah Anda sudah tidak lagi ditemani oleh banyak orang. 4 atau 5 orang mungkin sudah cukup untuk duduk berdampingan dalam satu meja untuk menentukan hal baik dan benar bagi organisasi. Bila dahulu ketika Anda di level 1 dan 2, Anda berteman, berdiskusi dan pertemuan sering bersama kelompok besar 10, 20 atau 30 orang; mungkin sekarang tidak. Ini bukan persoalan KEBERSAMAAN. Ini adalah hal yang wajar. Anda tidak mungkin memutuskan suatu hal penting dengan melibatkan 30 orang. Anda cukup melibatkan 4 orang yang Ahli dan Pandai dalam bidang itu, untuk membahas dan memutuskan hal-hal yang strategis.


Dan yang terakhir adalah Tapak ke #7, yaitu Anda harus mampu membawa mereka kepada level-level lebih tinggi. Anda harus mencetak pemimpin-pemimpin baru. Dan meninggikannya. Berikan ilmu dan kepandaian sehingga mampu bekerja, bagikan cerita sukses Anda agar lebih bijaksana dan Tinggikan Mereka agar Mereka lebih percaya diri, agar Mereka dapat melihat pemandangan yang menyeluruh dari atas (Heli-view) dan agar Mereka tidak takut akan ketinggian (tiupan Angin kencang, petir dan badai) permasalah yang selalu muncul setiap kita ingin melaju lebih kencang, mencapai lebih baik dan hasil lebih banyak.


Semoga Esok Anda menapaki Tapak yang lebih tinggi..

LEADERSHIP #5: FORMULA Meningkatkan Level Kepemimpinan Anda

“5 P” = 5 Level Kepemimpinan

(by John C. Maxwell)

Kepemimpinan adalah mempengaruhi. Titik, tidak lebih dan tidak kurang. Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi orang lain dan keadaan disekitarnya. Bahkan Mereka terkadang mampu mengubah apa yang diyakini orang lain menjadi sama dengan apa yang diyakininya.


LEVEL 1 ~ POSITION (~ Jabatan)

Kata kunci pada level ini adalah Otoritas, ke-harusan.


Seperti halnya Anda ketika pertama kali bekerja, Anda mendapatkan secarik surat yang menugaskan Anda dalam melakukan pekerjaan Anda.

Hampir semua pekerja, pada awalnya mereka hanya memiliki LEVEL 1 ini, yaitu POSISI.

Jebakan pada LEVEL 1 ini adalah kekuatan yang berporos pada posisi. Segalanya tertumpu pada Jabatan. Orang segan untuk menolak, melakukan sesuatu bahkan untuk mengabdi hanya karena Anda menjabat posisi tertentu. Tanpa jabatan, terlihat pongah dan tanpa pengaruh.

Pemimpin pada level ini sering kali mengagungkan kata “Aku adalah pemimpin di Bagian ini… Aku adalah BOSS”. Namun sering kali orang terjebak pada POSISI dan lupa mengembangkan kemampuan kepemimpinannya ke Level berikutnya. Bahkan untuk memerintah orang untuk menuruti perintahnya “DIA harus keras berteriak… I am the BOSS, You MUST do this and that..” selebihnya dia pongah dan tidak didengar. Sedihnya adalah para pekerja telah rapi mejanya menjelang pukul 16:30… dan 16:50 telah antri berdiri di depan mesin Absensi… “TENG… GO.. di 17:01”.


Mereka melakukan tugasnya, karena mereka HARUS melakukannya, bukan karena Anda, bukan karena PENGARUH Anda.. tetapi pengaruh POSISI yang sekarang Anda jabat. Dan bila Anda pikir bahwa POSISI adalah puncak dari LEADERSHIP adalah tidak salah, tetapi Anda telah terjebak.


LEVEL 2 ~ PERMISSION (~ Diijinkan untuk memimpin)

Kata kunci pada level ini adalah HUBUNGAN kedekatan, hubungan pribadi


Kemampuan Anda dalam mengemban jabatan, mengembangkan dalam lingkungan sosial organisasi. Kemampuan belajar, membawa diri, kesantunan dan rasa hormat akan membawa Anda lepada level hubungan yang baik. Kondisi inilah yang memotivasi Anda untuk dapat menjalankan tugas Anda sebagai pemimpin. Rekan kerja menjadi merasa nyaman bekerja dengan Anda. Bahkan mereka ragu atau tidak nyaman meninggalkan Anda sendiri menyelesaikan pekerjaan, mereka mau menunggu Anda dan pulang bersama. Karena Anda selalu mendahulukan Perhatian bagi para pengikut Anda. Anda selalu mengadakan komunikasi yang baik. Melakukan pendekatan sebagai pekerja dan manusia.


“Anda bisa mencintai dan menyayangi Mereka meski Anda tidak memimpin Mereka, Tetapi Anda tidak mungkin bisa memimpin Mereka tanpa rasa sayang dan cinta untuk Mereka”.


Mereka melakukan pekerjaan Mereka, karena Mereka ingin melakukannya untuk Anda dan Mereka sendiri.


LEVEL 3 ~ PRODUCTION ( ~ Atas hasil kerja)

Kata kunci pada level ini adalah HASIL, Hasil yang telah Anda raih bagi Organisasi


Anda dipandang lebih dan memberikan pengaruh positif bagi Anggota organisasi karena kemampuan Anda dalam menghasilkan suatu.


Mereka menjagokan Anda untuk berhasil dan menghasilkan buat Organisasi. Tim merasa senang, bila organisasi maju mencapai hasil terbaiknya. Atasan Anda perlahan memberikan kepercayaan bagi Anda dan tim Anda untuk menghasilkan lebih baik, Anda bekerja bersama Tim Anda dan mereka dengan suka rela mendukung Anda kepuncak pencapaian yang Fantastic.


Anda dilihat oleh mereka, sebagai pribadi yang menghasilkan sesuatu, dan merupakan kebanggaan bagi mereka menjadi bagian tim kerja Anda.


LEVEL 4 ~ PEOPLE DEVELOPMENT (~ Mencetak Pemimpin baru)

Kata kunci pada level ini adalah MENCETAK KESUKSESAN bagi Mereka yang mendukung Anda.


Pemimpin bertugas menciptakan Pemimin baru. Dan Mereka biasanya adalah salinan dari apa yang Anda perbuat. Anda mendidik Mereka para bawahan untuk menjadi pemimpin selanjutnya. Anda berbuat untuk Mereka.


Pelatihan, berbagi, mendidik dan mengajari keutamaan dalam bekerja, kemampuan teknis dan manajemen merupakan pondasi untuk dapat bertumbuh bersama. Anda telah membuat lingkungan dan para pekerja bertumbuh bersama, mencapai hasil yang optimal. Mereka tidak saja bersedia mendukung Anda, tetapi mereka juga loyal sekaligus menaruh hormat pada Anda, karena peran Anda dalam mengembangkan organisasi dan anggota tim.


Ada cerita kesuka-citaan bersama, kesuksesan bersama dan ada kebersamaan bagi Anda dan Mereka.


Orang-orang disekitar Anda selalu mendukung dan loyal pada Anda sebagai pemimpin. Mereka merasa menjadi pribadi yang lebih baik ada di dekat Anda.


LEVEL 5 ~ PERSONHOOD (~ Pemimpin yang Sempurna)

Kata kunci pada level ini adalah PENGHORMATAN.


Menjadi Pemimpin Level 5 adalah sebuah ANUGRAH, karena Anda telah mampu melewati level 1 sampai dengan 4.. Bila level 1 adalah sebuah Pemberian maka Level 5 adalah Anugrah.


Kehadiran Anda adalah kesempurnaan sebagai Contoh dan Teladan. Anda tidak sekedar memimpin, tetapi merupakan contoh hidup, manusia yang menjadi contoh baik spiritual maupun duniawi. Sering kali dikaitkan Level 5 ini dalam kegiatan spiritual atau pemimpin spiritual, karena keutamaan dan kesempurnaannya. Diikuti dan dituruti karena keutamaan sikap dan perilaku.

Selamat menjadi pemimpin…

Dan silakan Anda sendiri yang menentukan ada di Level mana seharusnya Anda hari ini… dan untuk Esok hari…

Selasa, 07 Juli 2009

LEADERSHIP #7: Cara Pandang Seorang LEADER

Bagaimana Anda melihat Wadah terisi separuh penuh?

(by Tom Rath & Donald O Clifton)

Memang tidak mudah mengubah cara pandang. Sialnya, cara pandang itulah yang sering kali menjadikan orang menilai Anda, dimana pun Anda mulai berucap tentang nilai cara pandang Anda dalam berpendapat.

Setiap orang memiliki sebuah Wadah yang kosong. Adalah hal yang hebat bila Wadah kita terisi penuh bahkan mampu luber dan luberan tersebut dapat bermanfaat bagi orang lain. Menjadi pribadi berkelimpahan tentu sangat disenangi sahabat, teman atau kerabat. Seban Anda patut menjadi sumber bagi kekurangan mereka.

Namun bagaimana bila Wadah tersebut tenyata kosong? Apakah Anda tetap dapat memberikan manfaat itu?


Setiap orang memiliki sebuah Gayung. Dan dalam kehidupan ini ada fungsi Gayung yang paling penting, yaitu memindahkan isi dalam wadah Anda ke wadah pada orang terdekat yang kita cintai. Gayung itu harus bersih, agar tidak membuat kotor barang yang kita pindahkan. Gayung itu harus kuat, agar mampu memindahkan barang. Gayung itu harus cukup besar untuk dapat cepat memindahkan jumlah ke pada wadah yang lain. Dan Gayung itu juga terkadang harus kecil agar mampu membagi rata bagi wadah-wadah lain yang tengadah.


Pertanyaannya adalah: Apakah Gayung yang kita miliki untuk memindahkan isi yang Anda punya? Atau justru untuk mengambil isi dari wadah orang lain ke wadah Anda?


Meskipun Anda memilih untuk melimpahi wadah yang lain dengan Gayung yang ada, suatu saat Anda tentu membutuhkan Gayung itu untuk memindahkan isi wadah orang lain kedalam wadah Anda.

LEADERSHIP #6: LEADERSHIP beraroma kopi STARBUCKS

LEADERSHIP beraroma kopi dari STARBUCKS

(by Joseph A. Michelli)

Pengalaman yang ditawarkan bila Anda jajan di Starbucks adalah:

  1. Confortable setting, suasana yang nyaman dan bersahabat. Anda bahkan merasa tidak lengkap bila Anda ke Starbucks tidak bersama sahabat atau pasangan, bahkan untuk pertemuan bisnis pun serasa lengkap dengan ditemani Coffee Goodday atau...
  2. Personal value, suasana yang diciptakan, sapaan pramu saji, musik, bau harum kopi… menyentuh pengunjungnya secara personal. Bahkan hal-hal baik ini dicontoh dengan baik (bahkan lebih baik) oleh warung local dan cafe coffee lainnya.
  3. Meaningful connection... konsep pada point #1 & #2 dipadukan sedemikian indahnya, sehingga connection suasana, nilai-nilai, hawa, bau.. mendekatkan hubungan bagi para pengunjungnya... tertawa rennyah sahabat diseberang meja.. bahkan mengajak kita untuk berbahagia bersama.. konsep suasana senang dalam balutan persahabatan.

Bagaimana untuk dapat mencapai level situasi yang dihadirkan oleh Starbucks:

  • Situasi cafe atau tempat harus mampu mengundang hadirnya: kenyamanan, perasaan di-special-kan dan terhubungnya persahabatan dan jaringan bisnis bila Anda ada disana.
  • Tempat yang nyaman dan aman... meski Anda datang sendiri... (atau click computer mengerjakan tugas sembari ditemani secangkir kopi...)
  • Adalah menjadi tempat pilihan yang selalu ada diotak Anda.. ingat Kopi.. hang-out.. nongkrong.. STARBUCKS... dan yang lebih DASYAT adalah mampu menciptakan sebagai tempat KETIGA (third place).. setelah RUMAH dan KANTOR.

Lima Kunci prinsip LEADERSHIP yang mengubah hal biasa menjadi pengalaman LUAR-BIASA di STARBUCKS:


Prinsip #1: Make it your own.

Be welcoming, be genuine, be considerate, be knowledgeable, be involve


Prinsip #2: Everything matters

Sering kali kita meremehkan dampak dari sebuah senyuman, sapaan bersahabat/santun, sentuhan emosi, lantunan musik yang mendamaikan/mengairahkan, keterbukaan atas kejujuran, bantuan kecil/kepedulian… dan itu semua yang membuat pengunjung kembali duduk menikmati Kopi STARBUCKS.


Prinsip #3: Surprise and Delight

ü Terkadang kita menjadi suka dan lebih gembira ketika mendapak mendapatkan kejutan yang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya.

ü Membuat pelanggan merasa sempurna adalah menciptakan apa yang diharapkannya hadir (hadir sebagai sesuatu yang dikenalinya dengan dekat, secara personal), yaitu produk yang diharapkan bukan sekedar diinginkan.

ü Saking dasyatnya… harum-nya saja seperti telah merengguknya. Sebuah pengalaman yang bisa diduga sebelum bertemu dengannya.


Prinsip #4: Embrace resistance

ü Jangan pernah katakan tidak pada kritik, meski kritik itu tidak fair atau mencela apa yang tengah Anda lakukan.

ü Tidak perlu terganggu atau marah, sebenarnya mereka peduli dengan Anda, yang salah itu tidak sepenuhnya benar. Hanya mereka belum tahu bagimana cara yang benar untuk maksud yang baik.

ü Berfikirlah bahwa celaan dan kritikan tadi akan berlalu dengan Hebatnya diri Anda bagi orang lain.

ü Senyum, sapa dan ramahkanlah bagi kemungkinan datangnya keajaiban. Bahwa pelanggan Anda akan kembali untuk secangkir kopi yang lebih nikmat.

ü Belajar dan pelajarilah pada Mereka yang datang kepada Anda. Senyum dan anggukan dengan keramahan berdasar pada ketulusan hati.


Prinsip #5: Leave your mark

ü Gajah mati meninggalkan Gading dan Harimau mati meninggalkan belang.

ü Anda tidak bisa meninggalkan begitu saja pada apa yang telah Anda perbuat. Tapak yang Anda tinggalkan mengesankan bahwa Anda ada atau tidak Ada. Bisa saja Anda ada, tetapi tidak berbekas, dan Anda sama saja tidak ada.

ü Apakah mereka berkesan betemu dengan Anda? Dan ingin bertemu lagi dengan Anda, bahkan sesegera mungkin? Sebab Anda telah memberikan nilai dan keuntungan baginya, untuk itulah mereka kembali menemui Anda.

Kamis, 18 Juni 2009

Time Management #1: Orang Sukseskah Anda?

Failure is the foundation of success and the means by which it is achieved (Lau Tzu).

Develop the success from the failures. Discouragement and failure are to of the surest stepping stones to success (Dale Carnegie).

Jika sesuatu menjadi salah, jangan pernah menunggu orang lain untuk berubah, mulailah dengan diri Anda.
Jika sesuatu tidak berlaku semestinya, berlakulah lebih fleksible untuk menerima masukan dan memperbaiki cara Anda berhubungan.

Ada tiga kelompok dalam memanfaatkan waktu:
ORANG SUKSES

  1. Memiliki jadwal kegiatan yang terencana dengan baik.
  2. Mampu mengendalikan waktu yang dimilikinya (bukan sebaliknya).
  3. Memiliki waktu luang untuk belajar dan beristirahat yang cukup.
  4. Memiliki jiwa yang lebih tenang, mantap dan tegas.

ORANG BIASA YANG SIBUK

  1. Memiliki jadwal kerja, tetapi sering jawal itu dilanggarnya.
  2. Dikendalikan atas waktu dan kelelahan atas habisnya waktu.
  3. Tampak sibuk, tertekan dan tidak adanya efektif atas hasil
  4. Kehidupan dalam rutinitas

ORANG YANG RUGI

  1. Tidak memiliki jadwal dan tidak jelas
  2. Hidup dalam kesibukan tanpa prioritas
  3. Pesimis dalam harapan pencapaian
  4. Membuang waktu percuma dan tidak membuat esok menjadi lebih baik, karena dipenuhkan dengan keluhan dan penyalahan pihak lain

Kamis, 04 Juni 2009

LEADERSHIP #4: Leadership Senin Pagi bersama David Cottrell

Adalah sebuah pilihan keputusan:
Apakah Anda akan menemukan hambatan dan tantangan ketika proses seleksi karyawan baru kemudian mudah mengantur mereka dikemudian hari?
ATAU
Mudah menerima karyawan dan kemudian mengalami hambatan/kesulitan ketika bekerja dengan mereka.

Hal yang penting dan patut dipertimbangkan adalah:

  • Proses seleksi penerimaan karyawan adalah hal biasa yang harus dilalui. Kesulitan yang ada adalah proses, tergantung bagaimana kita menebar jala dan bukan memancing di Danau yang sepi.
  • Kemudian kita akan teruskan dengan kegembiraan kelompok kerja kita dalam pencapaian yang cemerlang. Sebab kita memiliki ORANG yang TEPAT bagi organisasi kita.

Dalam melakukan proses seleksi hendaknya dilakukan penyaringan calon karyawan dengan persyaratan:
1) KOMPETENSI dalam Technical & Management skills
2) KARAKTER Kepribadian
3) Kesesuaian KIMIAWI organisasi, tipe orang dan budaya

Ketentuannya adalah:

  1. Pilihlah Karyawan yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan organisasi
  2. Berilah pelatihan agar menjadi lebih baik dan pandai. Disisi lain terjadi penyesuaian nilai dan budaya organisasi
  3. Tolaklah segera bagi karyawan yang tidak memenuhi ke dua kriteria diatas

Yang terpenting bagi Pimpinan organisasi adalah memilih Anggota Organisasi yang sesuai dengan kebutuhannya yaitu ORANG yang TEPAT. Anda tidak mungkin memiliki organisasi yang KUAT bila diisi oleh orang-orang yang lemah, melemahkan, membebani dan orang yang tidak efektif.

Pemimpin harus mampu mempresentasikan visi, misi dan strategi untuk memenangkan kompetisi bisnis. Sebelum Anda menentukan arah kemana akan melaju, lebih baik Anda periksa. Apakah Orang-orang yang ada dalam organisasi adalah orang-orang tepat yang selalu berkehendak sama dan memiliki kapasitas untuk mencapai tujuan organisasi tanpa ’ba-bi-bu-dor’ atau sebaliknya? Cepat-cepatlah hentakan, sehingga orang-orang yang tidak tepat cepat rontoh dan menjauh dari organisasi Anda. Baru kemudian Anda siap mengemudikan Organisasi ini dengan laju yang nyaman.
”ORANG, MANUSIA atau PEKERJA adalah Aset Penting PERUSAHAAN” Betulkah? Yang benar Adalah ”ORANG atau PEKERJA yang tepat dan cocok untuk perusahaan adalah Aset Penting Perusahaan” dan orang-orang tersebut berhak duduk dikursi organisasi.

Bagaimana cara meningkatkan performa para CALON BINTANG (Talent/pekerja bertalenta untuk menjadi bintang):

  1. Berikan kepercayaan dengan Tugas yang untuk diselesaikan
  2. Berikan kegairahan untuk mengerjakan Tugas dengan hasil yang terbaik
  3. Hidupkan sikap berfikir inisiatif dan kreatifitas untuk menyelesaikan persoalan yang ada
  4. Arahkan pada fokus bagi pencapaian hasil kerja
  5. Persiapkan posisi (tempat, jabatan, pekerjaan) baginya setelah Tugas itu terselesaikan dengan baik dan efektif
  6. Latihlah dan berlatihlah untuk menajamkan kemampuannya dalam bekerja, memimpin dan menyelesaikan masalah
  7. Ajarkan ketekunan dan keuletan dalam menghadapi tantangan hingga mencapai keberhasilan
  8. Ujilah keberanian dalam bersikap. Ujilah ketegasannya sehingga tidak meragukan.
  9. Ajarkan kemampuan untuk menularkan apa yang bisa dilakukan kepada orang lain. Sehingga akan membuatnya belajar lebih dalam, menguasai dan mampu berbagi.
  10. Kuncilah sikap dan perilakunya, sehingga tidak tercemari oleh kondisi yang akan membuatnya gagal. Bangunkanlah dalam kekuatan karakter.
  11. Anjarkanlah bagaimana bersikap, bekerja sama dan membangun hubungan dengan manusia, pekerja, bagian internal dan external organisasi.
  12. Berikanlah tanggung jawab akan tugas. Dan mintalah pertanggungan jawaban akan tugas tersebut dan bukan mengambil tanggung jawabnya. Tumbuhkan perasaan memiliki dan kecintaan akan tugas, sehingga rasa tanggung jawab mengakar kokoh pada setiap tugas yang diembannya.
  13. Ajaklah untuk hidup dalam kebersamaan kerja kelompok, lintas organisasi dan peran kerja bersama. Sehingga tumbuh dan besar dalam semangat kerjasama.

LEADERSHIP #3: 6 Points Leadership (by Peter Druker)

6 Points Leadership (by Peter Druker)


  1. Pemimpin itu memiliki pengikut, dan dengan kepemimpinannya mencapai tujuan dan sasaran bersama-sama pengikutnya.
  2. Popularitas adalah BUKAN kepemimpinan. Pencapaian akan HASIL adalah salah satu tolok ukur suksesnya kepemimpinan.
  3. Pemimpin sangat mudah diketahui dari bagaimana dia dijadikan panutan oleh pengikutnya.
  4. Kepemimpinan bukanlah suatu peringkat, kemudahan, kelas, jabatan atau uang.
  5. Kepemimpinan adalah Tanggung jawab dan Pengaruh. Semakin besar tanggung jawab dan semakin efektif mempengaruhi orang lain, itulah Pemimpin.
  6. Pemimpin bertugas untuk mengangkat dan meninggikan orang lain.
  7. Pemimpin adalah memberikan nilai dan bernilai bagi kelompoknya.

Rabu, 03 Juni 2009

LEADERSHIP #1: 17 Rahasia Kepemimpinan ala Wess Roberts

17 RAHASIA Kepemimpinan “Attila the Hun”

(by Wess Roberts, Ph.D)

  1. Loyalitas terhadap anggota (manusia,orang) dan tujuan organisasi.
  2. Keberanian untuk menegakan nilai kebenaran. Tegas dalam bersikap.
  3. Berkeinginan kuat untuk mencapai tujuan dan tahu apa yang harus dilakukan.
  4. Stamina Emosi yang teguh, sabar, manusiawi dan mampu mengawal mandat.
  5. Stamina Fisik yang tangguh, sehat dan selalu menjaga kesehatannya.
  6. Mampu mendengarkan dengan baik dan efektif. Mendahulukan empati dan sikap simpatik.
  7. Meyakinkan. Tegas, cepat dan cermat dalam melangkah. Hasil yang teruji.
  8. Mampu mengantisipasi keadaan (berikap proaktif) dan mampu menjelaskan gagasan dan fikirannya.
  9. Mampu mengelola waktu dengan efektif.
  10. Mampu menang dalam berkompetisi.
  11. Selalu memiliki percaya diri.
  12. Sikap bertanggung jawab pada tugas yang diembannya, mecari solusi bukan argumentasi.
  13. Berani mempertanggung jawabkan pada apa yang diputuskannya terhadap nilai kebenaran.
  14. Dapat dipercaya.
  15. Gigih dan Ulet.
  16. Dapat diandalkan.
  17. Sekap rendah hati dan melayani.

Selasa, 02 Juni 2009

LEADERSHIP #2: Level 5 (Eksekutif), pada GREAT COMPANY

Ditemukan bahwa Pemimpin pada perusahaan ‘Good To Great’ selalu tampak biasa-biasa saja, sederhana, tidak menonjolkan diri, tenang, berkemauan keras, tidak mengenal takut, pendiam, bahkan pemalu. Para Pemimpin itu merupakan campuran dari KERENDAHAN HATI DAN PROFESIONALISME.



Berdasarkan hasil riset, semua eksekutif perusahaan Good To Great mempunyai sifat yang sama.

Sifat itu tidak dipengaruhi apakah perusahaan consumer goods atau industrial, sedang menghadapi krisis atau dalam status yang mantap, menjual jasa atau produk. Tidak dipengaruhi kapan terjadinya transisi dan seberapa besar ukuran perusahaan.



Pemimpin yang berpotensi memiliki Kepemimpinan Tingkat 5 pasti ada di sekitar kita, bila kita mengetahui apa yang perlu dicari, dan bahwa banyak orang yang potensial untuk berkembang menjadi Tingkat 5.


Para Pemimpin Good To Great memulai proses TRANSFORMASI pertama-tama dengan mendapatkan orang yang tepat dalam bus (dan menyingkirkan orang-orang yang tidak tepat ke luar) dan kemudian baru membayangkan kemana bus tersebut akan dikemudikan.


Pertanyaan SIAPA harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum APA.


Siapa yang terlibat, jauh lebih penting ketimbang VISI, STRATEGI, Struktur Organisasi dan TAKTIK.


Visi yang hebat tanpa orang yang hebat maka tidak akan relavan.

3 prinsip dalam kepemimpinan perusahaan ’GREAT COMPANY’:


Pertama, bila dimulai dengan SIAPA, bukannya dengan APA, kita dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan dunia yang berubah


Kedua, bila kita memiliki orang yang tepat dalam bus , sebahagian besar masalah memotivasi dan mengelola orang akan hilang. Orang yang tepat tidak perlu diawasi secara ketat atau dipecat. Mereka akan memotivasi diri dengan dorongan dari dalam batin untuk membuahkan hasil yang paling baik dan selalu ingin ikut serta dalam menciptakan sesuatu yang GREAT.


Ketiga, bila pemimpin mempunyai orang yang tidak tepat, tidak perduli seandainya pemimpin tersebut telah menemukan arah yang tepat, Pemimpin tersebut belum memiliki perusahaan yang hebat.


Perusahaan Good To Great memberikan bobot lebih besar pada sifat-sifat mendasar ketimbang latar belakang pendidikan spesifik, keterampilan praktis, pengetahuan khusus, atau pengalaman kerja.


Dimensi seperti KARAKTER, ETIKA KERJA, KECERDASAN DASAR, DEDIKASI dan NILAI-NILAI diyakini akan lebih melekat dibandingkan KOMPETENSI.

Selasa, 26 Mei 2009

COACH #4: Tips Singkat Menjadi Sang pelatih…

Menjadi pendengar yang baik:

Pendengaran yang terfocus, Mendapatkan pemahaman, Tanpa adanya penyelaan komunikasi.

Persiapkan segala sesuatunya dengan baik

Jagalah kontak mata dan perhatian

Bersabar dan mencari tahu (bukan sok tahu)

Terima, renungkan dan analisa

Sampaikan pendapat dari sudut pandang berbeda


Sikap dalam bertanya:

Pertanyaan terbuka

Telitilah sebelum emosi

Gunakan kata dan gaya yang sama

Libatkan dan gairahkan

Beri waktu untuk berfikir


Pelatih dalam berbahasa:

v Bila itu tidak rusak, jangan diperbaiki

v Bila itu rusak, biarkan mereka perbaiki

v Bila mereka tidak dapat memperbaiki, perbaikilah bersama mereka

Jelas dan mudah dimengerti

Hindari kalimat klise

Jangan rasis atau makian

Jadilah diri sendiri (tidak meniru)

Satu artian makna, satu pemahaman


Cermat dalam memimpin:

Tegas

Beralasan

Cermat

Bertanggung jawab

Tidak bertele-tele dan memakan waktu


Bila dalam keadaan Emosi, tindakannya adalah:

Bukan karena dendam

Keluarkan amarah dengan benar:

Tenangkan diri

Menyingkirlah untuk sementara

Lakukan hal-hal yang positif

Dalam kerangka kerja bukan personal

Kemukakan dengan benar

Beralasan

Jelas dan tegas

Solusi kedepan

COACH #3: MENYAMBUT KELUHAN

Adakah seorang yang senang menerima kritik? Keluhan?


Sebagai PELATIH dan Pemimpin, inilah saatnya Anda diuji. Benarkah Anda seorang Pelatih Sejati?

Sambutlah keluhan itu dengan ucapan ”TERIMA KASIH” dan buanglah jauh-jauh kesan bahwa Anda menghakimi mereka yang datang sebagai PENGELUH. Hindarkan prasangka negatif, untuk mengundang hal-hal positif yang Anda nantikan.


Ada 2 tipe keadaan yang mungkin Anda juga pernah hadapi:


o Keadaan pertama adalah sering kali mereka datang kepada Anda untuk ’CURHAT’. Namun apa coba reaksinya mereka bila Anda buka dengan pertanyaan:

”Apa keluhan yang kamu hadapi?” atau ”Ada apa dengan mu?”

Maka respon yang akan Anda dapat adalah ’DEFENSIF”


o Keadaan kedua bila keluhan itu didengar, kemudian melangkah maju ketahap tanggapan Anda atau Saran telah Anda berikan, apa yang berikutnya Anda hadapi? Coba Anda ingat? Sering kali yang muncul dari mulut Mereka adalah ”Iya.. tetapi... kan...” atau ”Waduh.. kalau itu.. sih...? Mereka terkadang belum tentu siap menerima saran Anda. Atau mungkin mereka hanya sekedar bercerita tanpa memerlukan tanggapan atau saran.


Apa yang penilaian Anda terhadap kondisi seperti ini:

”Pak, Saya datang kesini ingin membicarakan Surat Tugas yang Perusahaan berikan kepada saya.”

Kemudian Anda coba tanyakan kepada Mereka, begini: ”Memang ada yang salah dengan surat tugas tersebut?”

Apa kira-kira respon yang mungkin muncul? Dan apa penilaian Anda ?


Kemungkinan #1:

”Ini menantang pak. Saya menerimanya dengan penuh semangat”.

Bila yang muncul respon seperti ini, tentu bukan menjadi masalah. Bahkan menjadi peluang lebih bagus buat kedua belah pihak. Inilah saatnya Anda meledakan ‘BOM’ kefantastikan bagi pencapaian esok.


Kemungkinan #2:

“Saya tidak paham, apa sebenarnya maksudnya perusahaan ini menugaskan saya seperti itu?

Apa reaksi Anda? Apakah ini disebut penolakan? Belum tentu. Mungkin mereka benar-benar menginginkan pejelasan dan latar belakang yang lebih jelas, sekali gus perlunya gambaran bagi pengembangan kedepan (untuk keuntungannya). Disinilah tugas Sang Pelatih untuk menjelaskan dengan baik, apa keuntungan dan perannya bagi kebaikan dan pencapaian yang fantastic esok hari.


Kemungkian #3:

“Saya tidak mampu pak, bila itu Perusahaan bebankan kepada saya”

Apa respon Anda? Apakah ini Keluhan atau Permohonan?

Perlu Anda selidiki. Dalami.. Mana yang benar...? Kemudian lakukanlah pendekatan, carilah akar masalahnya, kemudian selesaikan.


Kemungkinan #4:

”Saya tidak menyukai penugasan ini, dan saya akan mengajukan penolakan”

Untuk yang satu ini, Anda lebih baik menarik nafas panjang agar berkah kesabaran datang buat Anda. Cobalah lebih pelan dan bersahabat. Cari tahu apa yang bisa Anda lakukan? Sang Pelatih selalu bisa menjadi Sahabat dan Penolong.


Keluhan dapat saja menjadi kepusingan tersendiri, namun akan menjadi peluang bagi pribadi yang selalu berfikir positif dan solutif.

Lakukanlah pendekatan dan pelatihan satu lawan satu.

  1. Tetapkan tujuan yang jelas
  2. Tetapkan aturan-aturan dasar yang tegas dan jelas
  3. Fokus

Rumuskan setiap masalah dengan jelas dan ketahui apa yang menjadi akar masalah. Analisa, kembangkan dengan mencari sumber data dan fakta bagi solusi yang lebih baik. Tanganilah satu masalah pada satu saat.


Hargailah setiap perbedaan. Sebab bila ditelisik lebih dalam, mungkin akan ditemukan kesamaan dalam tujuan. Lebih baik memiliki kolega atau teman kerja yang efektif, kreatif dan kompeten dibanding dengan sekumpulan budak.


”Persentase kesalahan dalam pembuatan keputusan secara cepat ternyata tidak lebih besar dibanding dengan kebimbangan yang berlangsung lama, serta pengaruh dari ketegasan yang membuat hal-hal dapat berjalan dan keyakinan yang ditimbulkan”

Minggu, 10 Mei 2009

COACH #2: BANGKITKAN MOTIVASI & AJARI MEMBUAT KEPUTUSAN

Tiga kekuatan besar yang membangun Motivasi :

1. Kebutuhan untuk mencapai sesuatu

Bantulah para pekerja untuk meningkatkan kompetensi mereka dan bimbinglah mereka untuk mencapai tingkat berikutnya.


2. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk maju dengan cara belajar menjadi lebih baik akan membuat tahap pembelajaran berhasil. Ciptakan suasana itu!


3. Keinginan untuk berkontribusi

Berikan peran yang berarti untuk mewujudkan hasil. Biarkan mandiri. Mereka memerlukan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya.


Biarkan mereka mengerjakan pekerjaan mereka, tumbuhkan rasa tanggung jawab. Sesuaikan tugas dengan kemampuan mereka. Berfokuslah atas hasil dan proses. Lakukan tinjauan dengan seksama, tegas dan disiplin (jadwal waktu yang tetap dan tepat).


Berikan tantangan dan sumber daya yang diperlukan kepada staff Anda, selain itu berikan juga sasaran yang dirumuskan dengan jelas kemudian Anda dapat meninggalkan mereka. Anda tidak perlu lagi mengajar mereka, tetapi mereka pasti akan belajar.


Anda adalah Atasan, Manajer, Pimpinan atau Boss.

Andalah yang harus memutuskan permasalahan yang ada.

Bila Anda ingin meminta pendapat atau masukan dari para staff Anda, lakukan:

1) Tujukan rasa hormat Anda

2) Tujukan bahwa Anda tidak menguasai dan memiliki semua kemampuan itu

3) Dengarkanlah dengan baik dan menyimaknya

4) Terbukalah terhadap masukan yang bernilai tambah. Hargai dan nilailah pendapatnya bukan orangnya

5) Terimalah gagasan yang baik dengan bersungguh-sungguh

6) Bicarakanlah sebelum dengan mereka SEBELUM Anda memutuskan


Anda mungkin terkesan membuang-buang waktu, namun sebenarnya inilah INVESTASI Anda untuk esok hari.

Sabtu, 09 Mei 2009

COACH #1: PELATIH SEJATI


Pelatihan sejati hanya terjadi pada seorang pemain saja pada suatu waktu tertentu. Lupakan ceramah berapi-api yang terjadi di ruang ganti pakaian (atau pertemuan bisnis setara dengan ‘pertemuan motivasional’). Itu bukan tempat sebenarnya untuk sebuah pelatihan. Pelatihan Anda yang paling efektif adalah pelatihan satu lawan satu, bertatap muka – tanpa pernah meninggikan nada suara Anda.


Sasaran dari petahian ini adalah bukan sekedar membantu para pekerja mencapai sasaran tertentu. Sebuah kesuksesan akan memunculkan kesuksesan lainnya dan menanamkan rasa percaya diri yang akan membawa pada tingkat kinerja dan produktivitas tinggi pada setiap tugas.


Tugas PELATIH bukanlah untuk mengoreksi kesalahan, menemukan kesalahan atau menyalahkan. Pekerjaan PELATIH adalah mencapai sasaran produktivitas dengan cara melatih seorang staf untuk mencapai PUNCAK kinerja.


Untuk memimpin mereka Anda harus melayani mereka dan mengatisipasi kebutuhan-kebutuhan mereka.


Pelatih bersikap Santun, Positif, Antusias, Suportif, dapat dipercaya, dihormati dan sabar.


KEPERCAYAAN. Anda tidak akan mempekerjakan para pekerja (staff, karyawan) apabila Anda tidak mau mempercayai mereka. Pada umumnya manusia itu bersungguh-sungguh dan jujur; mereka ingin melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Katakana pa yang harus mereka kerjakan, kemudian tinggalkan mereka dan biarkan mereka mengerjakannya.


3 Kunci menjadi PELATIH yang efektif:

1. Ambilah tanggung jawab

Mempercayai dan menghormati bukan berarti melepaskan kendali, sebagai seorang Manajer sekaligus sebagai Pemimpin.

2. Bersikaplah tegas

Carilah HASIL dan bukannya PEMBENARAN atau ALASAN. Tegas dan Teguh, pastikan Anda berkata ’YA’ pada YA dan ’TIDAK’ pada yang TIDAK.

3. Bekerjalah bersama mereka dan bukan diatas mereka

Apabila pekerja bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baik, Anda juga akan bekerja dengan baik. Mengerjakan hal yang sama untuk sasaran yang sama.


Belajarlah dengan cara melakukan SATU JENIS PEKERJAAN SETIAP SAAT, FOCUS dan TENAGAI dengan semangat dan antusias.

Selasa, 05 Mei 2009

HOT TIPS Wawancara #4: 33 SARAN Sukses Dalam Wawancara

33 Saran Dalam Menghadapi Wawancara Kerja

  1. Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara
  2. Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi
  3. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan pewawancara
  4. Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara)
  5. Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah
  6. Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi
  7. Ucapkan salam (selamat pagi/siang/sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun lemas)
  8. Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk
  9. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang
  10. Persiapkan surat lamaran dan CV anda
  11. Ingat dengan baik nama pewawancara
  12. Lakukan kontak mata dengan pewawancara
  13. Tetap focus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara
  14. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan
  15. bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut
  16. Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih
  17. Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi
  18. Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda
  19. Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara
  20. Ajukan beberapa pertanyaan bermutu di seputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum
  21. Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara
  22. Jangan membuat lelucon/berusaha melucu
  23. Jangan menjawab sekedarnya saja, seperti “ya” atau “tidak” atau “tidak tahu” atau “entahlah”
  24. Jangan terlalu lama berpikir setiap kali menjawab
  25. Jangan sekali-kali mengalihkan topic pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
  26. Jangan merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara
  27. Jangan memberikan jawaban palsu, berbohong atau memanipulasi data
  28. Jangan menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atu perusahaan yang lama (jangan menjelek-jelekan tempat kerja yang lama)
  29. Jangan menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda belum tahu kemungkinan anda akan diterima atau tidak
  30. Jangan memperlihatkan rasa putus asa anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan mau melakukan apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut
  31. Jangan menelpon atau menerima telpon, atau membaca buku selama wawancara (sebaiknya handphone dimatikan sewaktu wawancara)
  32. Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya
  33. Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada anda